Langsung ke konten utama

Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Uang Banyak,Sedangkan Masalah Ekonomi Terkait Dengan Kesejahtera Dan Kesempatan Kerja

Mengapa Pemerintah Tidak Mencetak Uang Banyak,Sedangkan Masalah Ekonomi Terkait Dengan Kesejahtera Dan Kesempatan Kerja



Dalam ekonomi tradisional, pengertian yang didefinisikan sebagai alat tukar. Tidak hanya uang seperti sekarang ini, benda lain seperti emas, perak, bahkan garam pun bisa dijadikan uang barang. Syaratnya ialah benda itu diterima secara umum oleh seluruh masyarakat setempat.
Ilmu ekonomi modern mendefinisikan pengertian uang lebih luas lagi. Bukan hanya sebagai alat pembayaran jual beli barang, jasa, dan kekayaan lain, melainkan juga pembayaran utang. Beberapa ahli menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Mengapa Negara Tidak Mencetak Uang Yang Banyak Agar Kemiskinan Terhapuskan?Jadi gini, dalam mencetak uang, ada dua macam sistem, yang disebut “pseudo gold” dan “uang fiat”. Dalam sistem pseudo gold, uang yang dicetak dan beredar didukung dengan cadangan emas atau perak yang dimiliki badan yang menerbitkannya. Sedangkan dalam sistem uang fiat, uang yang beredar tidak didukung aset yang real atau nyata, bahkan tidak didukung apa-apa. Artinya, dalam sistem fiat, pemerintah atau badan yang menerbitkan uang bisa mencetak uang sebanyak apa pun sesuai keinginan.
Dalam perekonomian atau dalam pelajaran ekonomi kita di sekolah, pasti pernah mendengar atau tahu bahwa harga barang akan tergantung pada perbandingan jumlah uang dan jumlah persediaan barang. Jadi jika barang lebih banyak dari jumlah uang yang beredar, maka harga akan cenderung turun. Sebaliknya, jika jumlah barang lebih sedikit dibanding jumlah uang yang beredar, maka harga-harga akan cenderung naik. Karena itulah, pencetakan uang secara tak langsung juga ditentukan oleh hal tersebut, agar tidak terjadi inflasi.
Bila suatu negara dengan alasan miskin mencetak uang sebanyak-banyaknya, yang terjadi bukan negara itu menjadi kaya, tetapi justru akan semakin miskin. Karena, ketika jumlah uang yang beredar semakin banyak, harga-harga barang akan melambung tinggi, dan inflasi terjadi. Akibatnya, meski uang dicetak terus-menerus, uang itu tidak bisa disebut kekayaan, karena nilainya terus merosot turun.
Negara Indonesia pernah melakukan pencetakan uang dalam jumlah banyak, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Karena pemerintah belum bisa maksimal memungut pajak dari rakyat waktu itu, Soekarno pun mengambil kebijakan untuk mencetak uang secara berlebih. Hasilnya tentu inflasi. Semakin banyak uang dicetak, harga barang semakin tinggi, dan terjadi hiperinflasi. Sampai akhirnya mahasiswa berdemonstrasi yang terkenal dengan sebutan Tritura (tiga tuntutan rakyat), yang salah satunya permintaan agar harga-harga diturunkan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Anak Jalanan Enggan Bersekolah Sedangkan Pemerintah Telah Memberikan Pembebasan Biaya Pendidikan

Mengapa anak jalanan enggan untuk bersekolah secara formal sedangkan pemerintahan sudah memberikan pembebasan biaya pendidikan?    Anak jalanan didefinisikan sebagai anak manusia dengan batasan umur 17 tahun kebawa yang melakukan aktivitasnya di pinggiran jalan atau di jalanan umum, di tempat ramai, terminal stasiun dan bahkan di lampu merah, dengan tujuan untuk meminta-meminta uang baik atas kehendaknya sendiri, kelompok atau di suruh orang kepada setiap orang.     Anak jalanan yang sering di katakan orang sebagai alat pencari uang bagi kaum premanisme ternyata mempunyai hak dan kewajiban. Mereka yang selama ini hidup menyendiri berteman dengan sesama anak jalanan.     Ilmu ekonomi berpandangan apapun yang di lakukan seseorang atau sekelompok orang umumnya selalu di lakukan berdasarkan pertimbangan untung-rugi. Dengan kata lain,ilmu ekonomi berpandangan bahwa anak-anak jalanan pun bertindak rasional. Mereka akan tetap menjadi anak jalanan selama biaya ekonomi sangat keci